TULISKITA.COM – Pelajari lebih dalam tentang Penyakit Kardiovaskular (PKV), penyebab, jenis, faktor risiko, dan cara pencegahannya agar jantung tetap sehat dan kuat.
Penyakit Kardiovaskular (PKV) merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, termasuk di Indonesia. Setiap tahunnya, jutaan orang meninggal akibat serangan jantung, stroke, dan komplikasi lain yang berhubungan dengan gangguan jantung dan pembuluh darah. Angka yang mengkhawatirkan ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman masyarakat tentang penyakit ini.
Yang lebih mengkhawatirkan adalah bahwa Penyakit Kardiovaskular tidak hanya menyerang orang lanjut usia. Tren menunjukkan bahwa semakin banyak orang usia produktif, bahkan yang relatif muda, mengalami masalah jantung dan pembuluh darah. Gaya hidup modern yang cenderung tidak sehat—pola makan yang buruk, kurang aktivitas fisik, stres berlebihan, dan kebiasaan merokok—menjadi kontributor utama peningkatan kasus PKV di kalangan usia muda.
Kabar baiknya adalah bahwa sebagian besar Penyakit Kardiovaskular (PKV) dapat dicegah dan dikendalikan melalui perubahan gaya hidup dan pengelolaan faktor risiko yang tepat. Dengan pemahaman yang baik tentang apa itu PKV, faktor risikonya, gejala yang perlu diwaspadai, dan langkah-langkah pencegahan, kita dapat secara signifikan mengurangi risiko terkena penyakit mematikan ini.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang Penyakit Kardiovaskular, mulai dari pengertian, jenis-jenis, faktor risiko, gejala, diagnosis, hingga cara pencegahan dan pengobatan. Mari kita mulai perjalanan untuk memahami lebih dalam tentang kesehatan jantung dan pembuluh darah kita.
Pengertian Penyakit Kardiovaskular (PKV)

Apa Itu Penyakit Kardiovaskular?
Penyakit Kardiovaskular (PKV) adalah istilah umum yang merujuk pada sekelompok kondisi dan gangguan yang memengaruhi jantung dan sistem pembuluh darah di seluruh tubuh. Kata “kardio” berasal dari bahasa Latin yang berarti jantung, sementara “vaskular” merujuk pada sistem pembuluh darah yang mencakup arteri, vena, dan kapiler.
Sistem kardiovaskular bertugas memompa dan mengalirkan darah yang kaya oksigen dan nutrisi ke seluruh organ dan jaringan tubuh, serta membawa kembali darah yang mengandung karbon dioksida dan limbah metabolik ke jantung dan paru-paru untuk diproses. Ketika sistem ini mengalami gangguan atau kerusakan, fungsi vital tubuh akan terganggu dan dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian.
PKV mencakup berbagai kondisi yang bisa memengaruhi struktur jantung, fungsi pompa jantung, atau aliran darah di pembuluh darah. Gangguan ini bisa berupa penyempitan pembuluh darah, penyumbatan, kelemahan otot jantung, kelainan katup jantung, atau gangguan irama jantung. Semua kondisi ini dapat mengganggu pasokan darah yang vital bagi organ-organ penting seperti otak, ginjal, dan jantung itu sendiri.
Mengapa Penyakit Kardiovaskular Berbahaya?
Penyakit Kardiovaskular (PKV) dianggap sangat berbahaya karena beberapa alasan:
Seringkali tanpa gejala di tahap awal: Banyak kasus PKV berkembang secara bertahap tanpa menimbulkan gejala yang jelas hingga terjadi serangan jantung atau stroke. Penumpukan plak di pembuluh darah (aterosklerosis) bisa terjadi selama bertahun-tahun tanpa disadari penderitanya.
Dapat menyebabkan kematian mendadak: Serangan jantung atau stroke yang disebabkan oleh PKV bisa terjadi secara tiba-tiba dan fatal. Bahkan dengan penanganan medis yang cepat, tidak semua kasus dapat diselamatkan.
Komplikasi yang serius: Jika tidak menyebabkan kematian, PKV dapat mengakibatkan komplikasi jangka panjang seperti gagal jantung, kerusakan organ, kelumpuhan akibat stroke, atau penurunan kualitas hidup yang signifikan.
Beban ekonomi yang besar: Pengobatan dan perawatan jangka panjang untuk PKV membutuhkan biaya yang sangat besar, baik untuk individu maupun sistem kesehatan secara keseluruhan.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu secara global, merenggut sekitar 17,9 juta nyawa setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat setiap tahunnya.
Anatomi Sistem Kardiovaskular
Untuk memahami Penyakit Kardiovaskular (PKV) dengan lebih baik, penting untuk mengenal struktur dasar sistem kardiovaskular:
Jantung: Organ berotot seukuran kepalan tangan yang berfungsi sebagai pompa untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Jantung memiliki empat ruang—dua atrium (serambi) di bagian atas dan dua ventrikel (bilik) di bagian bawah—yang bekerja secara terkoordinasi untuk memompa darah.
Arteri: Pembuluh darah yang membawa darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Arteri koroner adalah pembuluh darah yang memasok darah ke otot jantung itu sendiri.
Vena: Pembuluh darah yang membawa darah yang miskin oksigen kembali ke jantung untuk dipompa ke paru-paru guna dioksigenasi ulang.
Kapiler: Pembuluh darah terkecil yang menghubungkan arteri dan vena, tempat pertukaran oksigen, nutrisi, dan limbah metabolik terjadi antara darah dan jaringan tubuh.
Gangguan pada salah satu komponen sistem ini dapat menyebabkan berbagai bentuk Penyakit Kardiovaskular yang akan kita bahas lebih lanjut.
Jenis-Jenis Penyakit Kardiovaskular

Penyakit Kardiovaskular (PKV) mencakup berbagai kondisi yang berbeda. Berikut adalah jenis-jenis utama yang perlu Anda ketahui:
1. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah jenis PKV yang paling umum terjadi. Kondisi ini disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner, yaitu pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutrisi ke otot jantung.
Penyebab utama: Aterosklerosis, yaitu penumpukan plak yang terdiri dari kolesterol, lemak, kalsium, dan zat lain di dinding arteri. Plak ini menyebabkan arteri menyempit dan mengurangi aliran darah ke jantung.
Gejala yang mungkin muncul:
- Nyeri dada atau angina (rasa tertekan, sesak, atau nyeri di dada)
- Sesak napas, terutama saat beraktivitas
- Kelelahan yang tidak biasa
- Detak jantung tidak teratur
- Dalam kasus serangan jantung: nyeri dada yang intens, keringat dingin, mual, dan nyeri yang menjalar ke lengan, leher, atau rahang
Faktor risiko: Kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, merokok, diabetes, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan riwayat keluarga.
Jika tidak ditangani, penyakit jantung koroner dapat menyebabkan serangan jantung yang berpotensi fatal. Diagnosis dini dan pengelolaan faktor risiko sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.
2. Stroke dan Penyakit Serebrovaskular
Penyakit serebrovaskular adalah kondisi yang memengaruhi pembuluh darah yang memasok darah ke otak. Stroke adalah manifestasi paling serius dari penyakit ini dan merupakan salah satu jenis Penyakit Kardiovaskular (PKV) yang paling ditakuti.
Jenis-jenis stroke:
Stroke iskemik: Terjadi ketika pembuluh darah ke otak tersumbat oleh gumpalan darah atau plak, menyebabkan bagian otak tidak mendapat aliran darah. Ini adalah jenis stroke yang paling umum, mencakup sekitar 87 persen dari semua kasus stroke.
Stroke hemoragik: Terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan pendarahan di dalam atau sekitar otak. Meskipun lebih jarang, jenis stroke ini cenderung lebih fatal.
Transient Ischemic Attack (TIA) atau “mini stroke”: Gangguan aliran darah sementara ke otak yang menyebabkan gejala stroke yang berlangsung kurang dari 24 jam. TIA adalah peringatan serius bahwa stroke penuh mungkin akan terjadi.
Gejala stroke yang harus segera ditangani:
- Kelemahan atau mati rasa mendadak di wajah, lengan, atau kaki, terutama di satu sisi tubuh
- Kebingungan mendadak, kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan
- Gangguan penglihatan mendadak di satu atau kedua mata
- Kesulitan berjalan mendadak, pusing, kehilangan keseimbangan atau koordinasi
- Sakit kepala parah mendadak tanpa penyebab yang jelas
Ingat akronim FAST untuk mengenali stroke:
- F (Face): Wajah terlihat tidak simetris atau turun sebelah
- A (Arms): Tidak bisa mengangkat salah satu atau kedua lengan
- S (Speech): Bicara pelo atau tidak jelas
- T (Time): Segera hubungi layanan darurat jika melihat tanda-tanda ini
Penanganan cepat dalam waktu 3-4,5 jam pertama (golden period) sangat krusial untuk meminimalkan kerusakan otak dan meningkatkan peluang pemulihan.
3. Penyakit Arteri Perifer
Penyakit arteri perifer adalah kondisi di mana arteri yang membawa darah ke lengan dan kaki (ekstremitas) menyempit atau tersumbat, biasanya karena aterosklerosis. Kondisi ini adalah bagian dari Penyakit Kardiovaskular (PKV) yang sering diabaikan tetapi dapat menyebabkan komplikasi serius.
Gejala umum:
- Nyeri, kram, atau kelelahan pada otot kaki atau pinggul saat berjalan atau naik tangga (klaudikasio intermiten)
- Kaki atau tangan terasa dingin
- Luka atau borok di kaki yang sulit sembuh
- Perubahan warna kulit di kaki
- Pertumbuhan kuku dan rambut yang lambat di kaki
- Denyut nadi yang lemah atau tidak teraba di kaki
Komplikasi serius: Jika tidak ditangani, penyakit arteri perifer dapat menyebabkan infeksi, gangren (kematian jaringan), dan dalam kasus ekstrem, amputasi. Selain itu, orang dengan penyakit arteri perifer memiliki risiko tinggi untuk juga mengalami penyakit jantung koroner dan stroke.
4. Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktural pada jantung yang sudah ada sejak lahir. Ini termasuk dalam kategori PKV yang tidak dapat dicegah tetapi dapat dikelola dengan baik jika terdeteksi dini.
Jenis-jenis kelainan:
- Lubang di dinding jantung (defek septum)
- Kelainan katup jantung
- Masalah dengan pembuluh darah besar yang masuk atau keluar dari jantung
- Kombinasi dari beberapa kelainan (penyakit jantung bawaan kompleks)
Gejala pada bayi dan anak:
- Warna kulit kebiruan (sianosis)
- Napas cepat atau sesak
- Kesulitan makan atau pertumbuhan yang lambat
- Kelelahan mudah saat bermain atau beraktivitas
- Bengkak di kaki, perut, atau area sekitar mata
Deteksi dan penanganan: Banyak kasus penyakit jantung bawaan dapat dideteksi saat pemeriksaan kehamilan melalui USG atau setelah lahir melalui pemeriksaan fisik dan tes diagnostik. Penanganan bisa berupa monitoring ketat, obat-obatan, atau prosedur bedah korektif.
5. Trombosis Vena Dalam dan Emboli Paru
Trombosis vena dalam (Deep Vein Thrombosis/DVT) adalah kondisi di mana gumpalan darah terbentuk di vena dalam, biasanya di kaki. Emboli paru terjadi ketika gumpalan darah ini lepas dan berpindah melalui aliran darah ke paru-paru, menyumbat pembuluh darah di sana. Keduanya termasuk dalam kategori Penyakit Kardiovaskular (PKV) yang berbahaya.
Faktor risiko:
- Imobilitas berkepanjangan (duduk atau berbaring lama, seperti perjalanan pesawat panjang atau bed rest)
- Operasi besar, terutama pada kaki, panggul, atau perut
- Kehamilan dan periode pasca melahirkan
- Penggunaan kontrasepsi hormonal atau terapi hormon
- Kanker dan pengobatan kanker
- Riwayat keluarga dengan gangguan pembekuan darah
- Obesitas dan merokok
Gejala DVT:
- Bengkak di kaki, pergelangan kaki, atau kaki
- Nyeri di kaki, sering dimulai di betis
- Kulit terasa hangat di area yang terkena
- Perubahan warna kulit menjadi pucat, merah, atau kebiruan
Gejala emboli paru:
- Sesak napas mendadak
- Nyeri dada yang memburuk saat menarik napas dalam atau batuk
- Batuk yang mungkin disertai dahak berdarah
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Pusing atau pingsan
Emboli paru adalah kondisi darurat medis yang membutuhkan penanganan segera karena dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat.
6. Gagal Jantung
Gagal jantung adalah kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah dengan efisien untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Ini bukan berarti jantung berhenti bekerja, tetapi fungsi pompanya melemah. Gagal jantung sering merupakan hasil akhir dari berbagai jenis Penyakit Kardiovaskular (PKV) lainnya.
Penyebab umum:
- Penyakit jantung koroner
- Serangan jantung sebelumnya yang merusak otot jantung
- Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
- Penyakit katup jantung
- Kardiomiopati (penyakit otot jantung)
Gejala:
- Sesak napas saat beraktivitas atau berbaring
- Kelelahan dan kelemahan
- Bengkak di kaki, pergelangan kaki, dan perut
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Batuk persisten dengan dahak putih atau pink berbusa
- Peningkatan kebutuhan untuk buang air kecil di malam hari
Gagal jantung adalah kondisi kronis yang memerlukan pengelolaan jangka panjang dengan obat-obatan, perubahan gaya hidup, dan dalam beberapa kasus, perangkat medis atau prosedur bedah.
7. Aritmia
Aritmia adalah gangguan irama jantung di mana jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Meskipun tidak semua aritmia berbahaya, beberapa jenis dapat menjadi serius dan termasuk dalam kategori PKV yang perlu penanganan medis.
Jenis-jenis aritmia:
- Fibrilasi atrium: Detak jantung cepat dan tidak teratur
- Takikardia: Detak jantung yang terlalu cepat
- Bradikardia: Detak jantung yang terlalu lambat
- Fibrilasi ventrikel: Aritmia yang sangat berbahaya yang dapat menyebabkan henti jantung
Gejala yang mungkin terjadi:
- Palpitasi (sensasi jantung berdebar atau berdegup kencang)
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Pusing atau kepala terasa ringan
- Pingsan atau hampir pingsan
Beberapa aritmia mungkin tidak menimbulkan gejala dan ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan rutin. Penanganan aritmia tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya, mulai dari monitoring, obat-obatan, hingga prosedur seperti ablasi atau pemasangan alat pacu jantung.
Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular
Memahami faktor risiko Penyakit Kardiovaskular (PKV) adalah langkah penting dalam pencegahan. Faktor risiko dapat dibagi menjadi tiga kategori: faktor yang dapat dimodifikasi (faktor perilaku dan metabolik) dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi
1. Faktor Perilaku
Ini adalah faktor risiko yang sepenuhnya berada dalam kontrol Anda dan dapat diubah melalui perubahan gaya hidup:
Merokok: Ini adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk PKV. Zat kimia dalam tembakau merusak pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, mengurangi oksigen dalam darah, dan mempercepat pembentukan plak di arteri. Merokok meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke hingga 2-4 kali lipat. Kabar baiknya adalah bahwa risiko mulai menurun segera setelah Anda berhenti merokok, dan dalam beberapa tahun, risiko Anda mendekati tingkat non-perokok.
Pola makan tidak sehat: Diet tinggi lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, natrium (garam), dan gula dapat meningkatkan tekanan darah, kolesterol, dan berat badan—semua faktor risiko untuk Penyakit Kardiovaskular. Kons umsi makanan olahan, makanan cepat saji, minuman manis, dan makanan tinggi garam berkontribusi signifikan terhadap risiko PKV.
Kurangnya aktivitas fisik: Gaya hidup yang tidak banyak bergerak (sedentary lifestyle) meningkatkan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes—semua faktor risiko untuk PKV. Kurang aktivitas fisik juga melemahkan otot jantung dan mengurangi efisiensi sistem kardiovaskular.
Konsumsi alkohol berlebihan: Minum alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, menyebabkan aritmia, merusak otot jantung (kardiomiopati), dan berkontribusi pada obesitas. Meskipun konsumsi alkohol dalam jumlah sedang mungkin memiliki beberapa manfaat kardiovaskular, konsumsi berlebihan jelas berbahaya.
Stres kronis: Stres yang berkelanjutan dapat meningkatkan tekanan darah, memicu peradangan dalam tubuh, dan mendorong perilaku tidak sehat seperti makan berlebihan, merokok, atau mengonsumsi alkohol sebagai mekanisme coping. Stres juga dapat menyebabkan pelepasan hormon yang mempengaruhi fungsi kardiovaskular.
2. Faktor Metabolik
Ini adalah kondisi kesehatan yang meningkatkan risiko PKV tetapi dapat dikelola dengan perubahan gaya hidup, pengobatan, atau kombinasi keduanya:
Tekanan darah tinggi (hipertensi): Ini adalah faktor risiko utama untuk Penyakit Kardiovaskular. Tekanan darah tinggi memaksa jantung bekerja lebih keras dan merusak dinding arteri, mempercepat aterosklerosis. Banyak orang tidak menyadari mereka memiliki tekanan darah tinggi karena seringkali tidak menimbulkan gejala, itulah mengapa hipertensi dijuluki “silent killer.” Tekanan darah ideal adalah kurang dari 120/80 mmHg.
Kolesterol tinggi: Tingginya kadar kolesterol LDL (“kolesterol jahat”) dan trigliserida, serta rendahnya kadar kolesterol HDL (“kolesterol baik”) meningkatkan risiko pembentukan plak di arteri. Kolesterol LDL tinggi dapat dikelola melalui diet, olahraga, dan obat-obatan jika diperlukan.
Diabetes mellitus: Diabetes, terutama jika tidak terkontrol dengan baik, secara signifikan meningkatkan risiko PKV. Kadar gula darah yang tinggi merusak pembuluh darah dan saraf yang mengontrol jantung. Orang dengan diabetes memiliki risiko 2-4 kali lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung atau stroke dibandingkan mereka yang tidak diabetes.
Obesitas dan berat badan berlebih: Kelebihan berat badan, terutama obesitas, memberikan beban ekstra pada jantung dan meningkatkan risiko hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes. Obesitas sentral (penumpukan lemak di area perut) sangat berbahaya untuk kesehatan kardiovaskular. Bahkan penurunan berat badan 5-10% dapat memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan jantung.
Penyakit ginjal kronis: Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan penumpukan cairan dan limbah dalam darah, meningkatkan tekanan darah, dan mengganggu keseimbangan elektrolit yang penting untuk fungsi jantung. Penyakit ginjal dan penyakit jantung sering terjadi bersamaan dan saling memperburuk.
Sindrom metabolik: Ini adalah kumpulan kondisi yang terjadi bersamaan—tekanan darah tinggi, kadar gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, dan kadar kolesterol abnormal—yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi

Meskipun Anda tidak dapat mengubah faktor-faktor ini, mengetahui risiko Anda dapat memotivasi Anda untuk lebih proaktif dalam mengelola faktor risiko yang dapat diubah:
Usia: Risiko Penyakit Kardiovaskular (PKV) meningkat seiring bertambahnya usia. Pria berusia 45 tahun ke atas dan wanita berusia 55 tahun ke atas (atau setelah menopause) memiliki risiko lebih tinggi. Namun, PKV dapat menyerang di usia berapa pun, terutama dengan gaya hidup yang tidak sehat.
Jenis kelamin: Pria umumnya memiliki risiko lebih tinggi untuk PKV pada usia lebih muda dibandingkan wanita. Namun, setelah menopause, risiko wanita meningkat dan akhirnya menyamai pria karena penurunan efek perlindungan dari hormon estrogen.
Riwayat keluarga dan genetika: Memiliki orang tua atau saudara kandung yang mengalami penyakit jantung pada usia dini (sebelum 55 tahun untuk laki-laki, sebelum 65 tahun untuk perempuan) meningkatkan risiko Anda. Beberapa kondisi genetik juga dapat mempengaruhi kadar kolesterol, tekanan darah, atau faktor risiko lainnya.
Ras dan etnis: Beberapa kelompok ras atau etnis memiliki risiko lebih tinggi untuk kondisi tertentu yang berkaitan dengan PKV. Misalnya, orang keturunan Afrika-Amerika cenderung memiliki tekanan darah tinggi yang lebih parah.
Meskipun Anda tidak dapat mengubah faktor-faktor ini, mengetahuinya dapat membuat Anda lebih waspada dan lebih berkomitmen untuk mengelola faktor risiko yang dapat diubah.
Gejala dan Tanda Bahaya PKV
Penyakit Kardiovaskular (PKV) sering berkembang secara diam-diam tanpa gejala yang jelas di tahap awal. Namun, ada beberapa tanda peringatan yang perlu diwaspadai:
Gejala Umum Penyakit Kardiovaskular
Nyeri atau ketidaknyamanan di dada (angina): Ini adalah gejala yang paling umum dari penyakit jantung koroner. Bisa terasa seperti tekanan, sesak, rasa penuh, atau nyeri di tengah dada. Angina biasanya dipicu oleh stres fisik atau emosional dan mereda dengan istirahat.
Sesak napas: Kesulitan bernapas, terutama saat beraktivitas atau berbaring, bisa menjadi tanda bahwa jantung tidak memompa darah dengan efisien atau ada masalah dengan paru-paru akibat gangguan aliran darah.
Kelelahan yang tidak biasa: Merasa sangat lelah tanpa alasan yang jelas, terutama pada wanita, bisa menjadi tanda peringatan dini penyakit jantung.
Pusing atau pingsan: Episode pusing atau kehilangan kesadaran bisa mengindikasikan masalah dengan irama jantung atau aliran darah ke otak.
Pembengkakan (edema): Pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, kaki, atau perut bisa menjadi tanda gagal jantung atau masalah sirkulasi lainnya.
Detak jantung tidak teratur: Palpitasi (sensasi jantung berdebar atau berdetak tidak teratur) bisa menjadi tanda aritmia.
Nyeri yang menjalar: Nyeri atau ketidaknyamanan yang menyebar ke bahu, lengan, punggung, leher, rahang, atau gigi bisa menjadi tanda serangan jantung, terutama jika disertai dengan gejala lain.
Tanda Darurat yang Memerlukan Penanganan Segera
Beberapa gejala memerlukan tindakan medis darurat segera. Hubungi layanan darurat atau pergi ke rumah sakit segera jika mengalami:
Gejala serangan jantung:
- Nyeri dada yang intens, tekanan, atau rasa sesak yang berlangsung lebih dari beberapa menit atau hilang dan kembali
- Nyeri atau ketidaknyamanan yang menjalar ke lengan (terutama lengan kiri), punggung, leher, rahang, atau perut
- Sesak napas, dengan atau tanpa nyeri dada
- Berkeringat dingin
- Mual atau muntah
- Pusing atau kepala terasa ringan
- Kelelahan mendadak dan ekstrem
Gejala stroke (ingat FAST):
- Face (Wajah): Satu sisi wajah turun atau mati rasa
- Arms (Lengan): Kelemahan atau mati rasa di satu lengan
- Speech (Bicara): Bicara tidak jelas atau kesulitan berbicara
- Time (Waktu): Waktu sangat penting—hubungi layanan darurat segera
Gejala lain yang memerlukan perhatian segera:
- Sesak napas yang parah dan tiba-tiba
- Nyeri kaki yang parah disertai bengkak dan perubahan warna
- Kehilangan kesadaran
Cara Mencegah Penyakit Kardiovaskular (PKV)
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Langkah-langkah berikut bisa membantu menurunkan risiko terkena PKV:
1. Hindari Merokok dan Alkohol
Nikotin dan alkohol berlebih bisa merusak pembuluh darah serta meningkatkan tekanan darah.
2. Pola Makan Sehat
Perbanyak konsumsi sayur, buah, ikan, dan biji-bijian. Kurangi makanan cepat saji, gula, garam, serta lemak jenuh.
3. Gaya Hidup Aktif
Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari seperti berjalan cepat, bersepeda, atau berenang.
4. Kelola Kondisi Medis
Rutin cek tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah. Konsultasikan dengan dokter jika ada hasil abnormal.
5. Pertahankan Berat Badan Ideal
Berat badan berlebih meningkatkan risiko hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.
Baca Juga – Kenali Tanda Awal Diabetes & Cara Cegah Sebelum Terlambat
Kesimpulan
Penyakit Kardiovaskular (PKV) adalah ancaman nyata bagi kesehatan masyarakat global. Namun, sebagian besar kasus bisa dicegah dengan pola hidup sehat, olahraga teratur, dan pemeriksaan rutin.
Dengan kesadaran dan tindakan sejak dini, kita bisa menjaga jantung tetap sehat dan mengurangi risiko komplikasi serius seperti serangan jantung dan stroke.
